Senin, 13 Mei 2013

PENDIDIKAN ISLAM INFORMAL

PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA

1. Pendidikan keluarga pada pandangan islam?
2.  Upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak?

3. Kiat-kiat praktis mendidik anak sesuai dengan fisik dan psikis anak-anak?


Jawaban:

PENDIDIKAN KELUARGA PADA PANDANGAN ISLAM

Keluarga adalah pihak pertama yang menjadi contoh atau teladan bagi seorang anak. Di dalam lingkungan keluarga, orang tua lah yang memiliki peran terpenting dalam membangun pendidikan bagi anak-anaknya. Pendidikan bagi anak di lingkungan keluarga tergantung pada apa yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, diharapkan orang tua selalu memperhatikan dan mengawasi segala sesuatu yang dilakukan oleh anak-anak mereka, baik itu dalam pergaulannya di sekolah, di lingkungan masyarakat ataupun di lingkungan keluarga itu sendiri. Sebab, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan anak merasa kesepian dan cendrung lebih mudah masuk dalam pergaulan yang bebas.

Dalam pandangan islam, pendidikan keluarga adalah pendidikan yang ditanamkan oleh kedua oarng tua untuk dapat mengarahkan anak-anaknya pada kehidupan dan tingakah laku yang berakhlakul karimah (berkelakuan baik). Karena pada fitrahnya seorang anak yang baru lahir itu adalah seperti kertas putih yang kosong, dan orang tuanyalah yang bertanggung jawab akan kehidupannya kedepan, apakah kertas putih itu akan dinodai dengan noda-noda hitam (dosa) atau akan tetap menjaganya agar tetap putih. Sebagaimana sabda Rasul SAW: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi. (HR. Bukhari).”

Dalam keluarga, pendidikan yang harus ditanamkan pertama kali bagi anak-anak adalah pendidikan tentang tauhid (mengeasakan allah SWT), sebagaimana nasehat Luqman kepada anaknya dalam QS. Luqman : 13, berikut:

øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã   

Artinya:  “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Dengan berdasarkan pada nasehat Luqman kepada anaknya inilah kita dapat mengerti dan memahami bahwa menanamkan nilai-nilai tauhid kepada anak adalah hal yang paling utama dalam mendidik anak, sebab kita manusia ini memiliki segumapal daging (hati) yang apabila hati ini baik maka akan baikalah segala perbuatan manusia, namun sebaliknya apabila hati ini buruk atau rusak maka buruklah segala perbuatan manusia. Misalnya saja, jika seorang yang berilmu pengetahuan tetapi tidak memiliki iman menjadi seorang pemimpin atau orang yang dipercaya dalam masyarakat, biasanya mereka cendrung tidak menjaga amanahnya dan tidak dapat berlaku adil. Oleh sebab itu, sebelum para orang tua mengajarakan pendidikan yang lain kepada anaknya terlebih dahulu harus menanamkan nilai-nilai ketauhidan.

Selain menanamkan nilai-nilai ketauhidan kepada anak-anaknya, masih banyak lagi pendidikan yang harus diberikan oleh para orang tua, diantaranya:
1.   Megajarkan kepada anak untuk senatiasa membaca Al-Qur’an, solat dan berpuasa
2.   Menanamkan kepada anak untuk selalu bersikap jujur
3.   Mengajarkan anak untuk saling bekerja sama dan nasehat-menasehati
4.  Mengajarkan kepada anak anak untuk selalu patuh dan menghargai kedua orang tuanya, menghargai orang yang lebih tua, menghargai yang lebih muada dan menghargai diri sendiri
5. Menanamkan jiwa pemimpin kepada anak, dan mengajarakan mereka untuk selalu berusaha dalam mencapai apa yang mereka cita-citakan tanpa berputus asa.

              Sebenarnya masih sangat banyak pendidikan yang harus diajarakan oleh para orang tua kepada anak-anaknya, tetapi saya hanya memaparkannya sedikit. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para orang tua Muslim dalam mendidik anak-anaknya, yaitu:
1.   Orang tua perlu memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan anak dan tujuannya.
2.   Banyak menggali informasi tentang pendidikan anak.
3.   Memahami kiat mendidik anak secara praktis. Dengan demikian setiap gejala dalam tahap-tahap pertumbuhan anak dapat ditanggapi dengan cepat.
4.   Sebelum mentransfer ilai, kedua orang tua harus melaksanakan lebih dulu dalam kehidupan sehari-hari. Karena di usia kecil, anak-anak cerdas cenderung meniru dan merekam segala perbuatan orang terdekat.
5.   Bersegera mengajarkan dan memotivasi anak untuk menghafal Al-Quran. Kegunaannya di samping sejak dini mengenalkan Yang Maha Kuasa pada anak, juga untuk mendasari jiwa dan akalnya sebelum mengenal pengetahuan yang lain.
6.   Menjaga lingkungan si anak, harus menciptakan lingkungan yang sesuai dengan ajaran yang diberikan pada anak.

UPAYA YANG DILAKUKAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK

Pendidikan bagi anak bukan dimulai setelah ia dilahirkan, akan tetapi untuk mewujudkan cita-cita semua orang tua, yaitu memiliki anak-anak yang sholeh dan sholehah, maka pendidikan bagi anak telah dimulai sejak di dalam kandungan, bahkan sejak kedua orang tua kita akan berjima Allah SWT., telah memerintahkan untuk kedua pasangan suami-istri membaca doa terlebih dahulu, agar kelak anak yang dilahirkan tidak diganggu oleh saytan.

Setelah anak dilahirkan di dunia upaya-upaya yang dilakukan orang tua untuk mendidik anak-anaknya semakin besar, dimulai dengan mengazankan di telinga anak. Abu Rafi’ Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan: “Aku melihat Rasulullah memperdengarkan adzan pada telinga Hasan bin Ali ketika dilahirkan Fatimah” ( Hadits riwayat Abu Dawud dan At Tirmidzi).  Hikmahnya, agar adzan yang berisi pengagungan Allah dan dua kalimat syahadat itu merupakan suara yang pertama kali masuk ke telinga bayi. Juga sebagai perisai bagi anak, karena adzan berpengaruh untuk mengusir dan menjauhkan syaitan dari bayi yang baru lahir, yang ia senantiasa berupaya untuk mengganggu dan mencelakakannya. Dengan memperkenalkan dua kalimat syahadat kepada bayi, diharapkan kelak sang bayi dapat menjadi anak yang sholeh dan sholehah’ serta selalu berada di jalan islam sejak ia mulai terlahir di dunia hingga ia meninggal dunia. Sebagaimana QS. Al-Baqarah: 132 berikut:

4Óœ»urur !$pkÍ5 ÞO¿Ïdºtö/Î) ÏmÏ^t/ Ü>qà)÷ètƒur ¢ÓÍ_t6»tƒ ¨bÎ) ©!$# 4s"sÜô¹$# ãNä3s9 tûïÏe$!$# Ÿxsù £`è?qßJs? žwÎ) OçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡B ÇÊÌËÈ 

Artinya: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): ''Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.'' (QS Al Baqarah: 132).

Saat anak mulai meranjak dewasa, orang tua harus lebih memperhatikan segala sesuatu yang dilkukan oleh anaknya, karena semakin meranjak dewasa biasanya anak cendrung mengikuti apa yang dihendakinya atau keegoisan dirinya daripada mendengarkan nasehat kedua orang tuanya. Untuk dapat mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka para orang tua melakukan banyak upaya dalam mendidik anaknya, dimulai dengan menanamkan ketauhidan kepada anaknya, mengajarkan membaca dan memahami isi Al-qur’an, sehingga dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari.

Selain upaya yang dilakukan orang tua dalam lingkungan keluarganya sendiri, upaya lain yang dilakukan adalah menyekolahkan anak-anaknya pada jenjang pendidikan-pendidikan tertentu, dimulai dari PAUD, TK, MI/SD, MTS/SMP, MAN/SMA, hingga ke Perguruan Tinggi. Tetapi, tetap memperhatikan pergaulan anak-anaknya di dalam lingkungan sepermainananya agar anak terhindar dari pergaulan yang kurang baik dan cendrung bebas serta tak ber-etika.

KIAT PRAKTIS MENDIDIK ANAK SESUAI DENGAN FISIK DAN PSIKIS

Menanamkan pendidikan kepada anak adalah hal yang penting dan harus dilakukan orang tua, sebagaiman telah dijelaskan  sebelumnya. Akan tetapi, tentunya ada perbedaan mengenai cara mendidik anak yang masih kecil dengan anak yang sudah mulai meranjak dewasa (fisik), karena semakin dewasa seorang anak maka kemampuan, daya tangkap, dan kondisi kejiwaannya pun berbeda-beda (psikis). Oleh karena itu saya akan mencoba untuk memberikan beberapa kiat untuk mendidik anak sesuai dengan kondisi fisik dan fsikisnya.

Dalam mendidik anak yang masih bayi hingga balita (pra-sekolah), tentunya orang tua harus dengan lemah lembut, penuh kasih sayang, jangan dengan kekerasan baik secara mental ataupun fisik, karena pada masa ini daya ingat anak msih kuat, dan apabila saat ia masih kecil sudah sering dimarahi, dipaksa dan dipukul, dapat menyebabkan trauma pada jiwa anak tersebut, sehingga mereka menjdi anak-anak yang keras dan tidak patuh. Mendidik anak pada masa pra-sekolah juga dapat dilakukan dengan memberikan hadiah dan hukuman yang disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikisnya, tetapi jangan dibiasakan agar anak tidak tumbuh menjadi anak yang manja.

Ketika anak mulai memasuki usia sekolah (6 tahun pertama), kiat-kiat yang harus dilakukan para orang tua adalah:
1.   Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua orang tua, terutama ibuSebagaiamana QS. Al Balad: 17, berikut ini:
¢OèO tb%x. z`ÏB tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÏpuHxqöuKø9$$Î/ ÇÊÐÈ

Artinya: “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” (QS Al Balad: 17).

Ini perlu sekali, agar anak belajar mencintai orang lain. Jika anak tidak merasakan cinta kasih ini, maka akan tumbuh mencintai dirinya sendiri saja dan membenci orang disekitanya.

2.   Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya. Kedisiplinan akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk mengontrol tuntutan dan kebutuhannya pada masa mendatang.

3.   Hendaklah kedua orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya. Hal ini diperlukan karena pada masa ini anak mulai belajar dengan mencontoh apa yang dilakukan orang-orang disekitarnya, terutama kedua orang tuanya.

4.   Anak dibiasakan dengan etika umum yang harus dilakukan dalam pergaulannya. Contoh: Dibiasakan mengambil, memberi, makan dan minum dengan tangan kanan.

Peranan keluarga sangat besar dalam membina akhlak remaja dan mengantarkan kearah kematangan dan kedewasaan, sehingga remaja dapat mengendalikan dirinya, menyelesaikan persoalannya dan menghadapi tantangan hidupnya. Untuk membina akhlak tersebut, maka orang tua perlu menerapkan disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Disiplin yang ditanamkan orang tua merupakan modal dasar yang penting bagi remaja untuk menghadapi berbagai macam pesoalan pada masa remaja. Kiat-kiat bagi orang tua dalam mendidik anak usia remaja adalah:
1.   Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT., dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana yang diperintahkan dalam ajaran agama Islam.
2.   Mengingatkan anak untuk selalu bersikap sabar dan saling menasehati dalam kebaiakan, sebagaimana QS. Al ’Ashr: 3, berikut:
žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ

Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

3.  Meningkatkan interaksi melalui komunikasi dua arah. Orang tua dalam hal ini dituntut untuk dapat berperan sebagai motivator dalam mengembangkan kondisi-kondisi yang positif yang dimiliki remaja sehingga perilaku atau akhlak remaja tidak menyimpang dari norma-norma baik norma agama, norma hukum maupun norma kesusilaan.
4.   Meningkatkan disiplin dalam berbagai bidang kehidupan. Orang tua dalam melaksanakan seluruh fungsi keluarganya baik fungsi agama, fungsi pendidikan, fungsi keamanan, fungsi ekonomi maupun fungsi sosial harus dilandasi dengan penanaman disiplin yang terkendali agar dapat mengendalikan akhlak atau perilaku remaja.

Tidak ada komentar: