Kamis, 25 Januari 2018

AKHLAK

AKHLAK BUAH DARI AQIDAH DAN SYARIAH




Assalamu'alaikum. Wr.Wb

Sebelum Merita mulai kembali menulis, sebelumnya Merita ingin menyapa teman-teman Merita semua. Apa kabar semuanyaaaa ^_^
Sekalian bantuin doa buat Merita ya Semoga bertemu jodoh di tahun 2018 ini, amiin .

Oke, Merita mulai ya ..


Teman-teman bukankah kita ketahui bersama bahwa Allah SWT., menciptakan kita manusia untuk menjadi hamba-Nya yang senantiasa beribadah kepada-Nya. Bagaimana cara beribadah itu ya ? Tentunya dengan selalu menjalankan apa yang diperintahkan Allah SWT., dan senantiasa menjauhi segala apa yang menjadi larangan-Nya. Sebelum kita mempelajari apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang Allah SWT., hal pertama yang harus kita lakukan dan tanamkan dalam hati kita adalah kita harus percaya dahulu tentang adanya Allah SWT,. nah inilah yang dimkasud dengan aqidah, yaitu keyakinan atau keimanan kita terhadap Allah SWT . Keyakinan (aqidah) dalam Islam adalah masalah enam keyakinan yang disebut dengan rukun Iman. Rukun Iman inilah yang menjadi titik tolak keyakinan yang mesti diyakini oleh seorang muslim. Rukun Iman tersebut adalah sebagi berikut :
1)   Iman kepada Allah
2)   Iman kepada Malaikat Allah
3)   Iman kepada para Rasul (utusan)
4)   Iman kepada kitab-kitab-Nya
5)   Iman kepada hari qiyamat.
6)   Iman kepada Qodha dan Qadar[1]

Coba kita ibaratkan Aqidah, Syariah dan Akhlak seperti sebuah pohon, maka aqidahlah yang menjadi akarnya. Lalu apa yang menjadi batangnya ? Batangnya adalah syariah, sejauh yang Merita ketahui, pahami, pelajari dan alami "Syariah adalah jalan atau cara yang harus kita tempuh, kita ketahui, dan kita pelajari, untuk dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT., untuk dapat mengetahui bagaimana cara dan apa saja yang diperintahakan Allah SWT., serta apa saja yang menjadi larangan-Nya. Pendapat ini juga senada dengan pernyataan Ahmad Rofi Usmani dalam bukunya  yang menyatakan bahwa "Syariah adalah jalan lurus atau kehidupan yang benar menuju Tuhan atau jalan yang diperintahkan oleh Tuhan agar diikuti oleh orang Mu'min."[2]

Nah, sekarang ada pohoh pasti ada buah nya kan. Ini dia buah dari Aqidah dan syariah adalah Akhlak. Akhlak adalah keyakinan yang telah tertanam dalam hati yang dengannya memunculkan barbagai perbuatan yang baik atau buruk, tanpa paksaan. Akhlak adalah bentuk perilaku, amalan, perbuatan, moral, dan karakter kita sebagai manusia. Jika Aqidah dan syariah kita baik, maka dengan izin Allah akhlak kita pun akan baik, begitu juga sebaliknya. 

Seorang penyair Arab Syauqi Bey pernah berkata bahwa
“Sesungguhnya kejayaan suatu umat (bangsa) terletak pada akhlak/ karakternya. Jika itu telah runtuh, maka runtuh pulalah bangsa itu.” penyair Arab ini sangat relevan dengan hadis Rasulullah bahwa
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan budi pekerti (HR Ahmad).” Ciri dasar yang membedakan dengan makhluk lainnya (termasuk binatang) adalah akhlak.[3] 

Puncak karakter seorang muslim adalah taqwa, dan indikator ketaqwaannya adalah terletak pada akhlaknya tujuan pendidikan yaitu manusia berkarakter taqwa yaitu manusia yang memiliki akhlak budi pekerti yang luhur.  Apabila spiritualitas anak sudah tertata, maka akan lebih mudah untuk menata aspek-aspek kepribadian lainnya.[4]

Menanamkan dan menciptakan Akhlak yang mulia merupakan salah satu tujuan pendidikan Islam, dan merupakan tujuan utama tentunya. Karena kecerdasan dan sebanyak apa pun ilmu yang dimiliki seseorang jika tidak di dukung dengan akhlak dan pengetahuan agama yang baik, justru dapat menjerumuskan orang tersebut dalam perbuatan yang salah, yang tercela bahakan dilarang oleh agama dan Allah SWT., Oleh sebab itu, pengetahuan dan pengamalan akhlak yang baik dalam kehidupan kita, Insya Allah dapat menuntun kita kedalam kebahgian dunia dan akherat, serta menuntun kita ke arah surganya Allah SWT., amiin ya rabbal alamin.




[1] Samsul Arifin, Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Deepublish), 2014, h 26]
[2] Ahmad Rofi Usmani, Jejak-jejak Islam : Kamus sejarah dan Peradaban Islam dari Masa ke Masa, (Yogyakarta : PT Bentang Pustaka), 2015, h 348
[3] Oki Dermawan, Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam 8. Pendidikan Karakter Siswa Melalui Ibadah Puasa. Vol. 8 No. 2, Agustus 2013, h 231
[4] Ibid. h 237