Sabtu, 07 Mei 2011

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

A. Pengertian Contextual teaching learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

B. Pandangan Belajar menurut pendekatan contextual

1. Proses Belajar
a) Belajar tidak hanya menghafal, akan tetapi mengalami dan harus mengkonstruksi pengetahuan
b) Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan fakta-fakta atau proposisi yang integral, dan sekaligus dapat dijadikan keterampilan yang dapat diaplikasikan
c) Peserta didik memiliki sikap yang berbeda dalam menghadapi situasi baru dan dibiasakan belajar menemukan sesuatu bagi memecahkan masalah dalam kehidupannya
d) Belajar secara kontinyu dapat membangun struktur otak sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan keterampilan yang diterima.

2. Pentingnya lingkungan belajar
a) Belajar yang efektif harus berpusat pada peserta didik
b) Kerjasama kelompok peserta didik
c) Penilaian begitu penting supaya memberikan timbale balik kepada peserta didik.

C. Karakteristik CTL

Karakteristik contextual teaching learning adalah sebagai berikut:
1) Kerjasama anatara peserta didik dan guru
2) Saling membantu antara peserta didik dan guru
3) Belajar dengan bergairah
4) Pembelajaran dan terintegrasi secara kontekstual
5) Menggunakan multimedia dan sumber belajar
6) Cara belajar siswa aktif
7) Sharing bersama teman
8) Siswa kritis dan guru kreatif
9) Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa
10) Laporan siswa bukan hanya buku raport tetapi juga hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan sebagainya.

D. Pendekatan CTL

Beberapa pendekatan yang di gunakan dalam metode CTL :
1) Problem –Based Learning, Yakni pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks sehingga peserta didik daoat belajar berfikir kritis dalam melakukan pemecahan masalah untuk memperoleh pengetahuan.
2) Autentik instruction, yakni pendekatan pembelajaran yang memperkenalkan peserta didik mempelajari konteks kebermaknaan melalui pengembanagan berfikir dan melakukan pemecahan masalah dikehidupan nyata.
3) Inquiry based learning, Yaitu pendekatan pembelajaran dengan mengikuti metodologi sains.
4) Project based learning, Yaitu dimana peserta didik untuk bekerja mandiri dalammengkonstruksi pembelajaran.
5) Work based learning, Ialah dimana peserta didik menggunakan konstek tempat kerja untuk mempelajari bahan ajar dan menggunakannya kembali ditempat kerja.
6) Service learning, Yaitu pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
7) Cooperatif learning, Yakni pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam rangka mengoptimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

E. Komponen-Komponen CTL

a) Kontruktivisme
CTL di bangun dalam landasan kontriktivisme yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan di bangun peserta didik secara sedikit demi sedikit. Dan hasilnya diperluas melalui konteks terbatas. Peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuan baru secara bermakana melalui pengalaman nyata, melalui proses penemuan dan mentransformasi informasi kedalam situasi lain secara kontekstual. Olehkarena itu proses pembelajaran merupakan proses membangun gagasan dengan strateginya bukan sekedar menerima pengetahuan, serta peserta didik menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran.

b) Menemukan (Iquiry)
Proses pemnbelajaran yang dilakukan peserta didik merupakan proses menemukan terhadap sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Prosesnya melalui :
a. Pengamatan
b. Bertanya
c. Mengajukan dugaan
d. Pengumpulan data
e. Menyimpulkan

c) Bertanya (questioning)
Proses pembelajaran yang dilakukan pesrta didik di awali dengan proses bertanya begitu berarti dalam rangka:
1. Membangun perhatian
2. Membangun minat
3. Membangun motivasi
4. Membangun sikap
5. Membangun rasa keingintahuan
6. Membangun interaksi antarsiswa dengan siswa
7. Membangkitkan interaksi antar siswa dan guru
8. Interaksi antara siswa dengan lingkungannya secara kontekstual
9. Membangun lebih banyak lagi pertanyaan yang dilakukan siswa dalam rangka menggali dan menemukan lebih banyak informasi dan keterampilan yang diperoleh oleh peserta didik.

d) Masyarakat belajar
Yaitu pembelajaran yang dilakukan oleh proses kerjasama antara guru dan siswa, siswa dan siswa, siswa dan masyarakat luar dan lingkungannya. Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.

e) Pemodelan
Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan ,elibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.

f) Refleksi
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.

g) Penilaian yang sebenarnya
Penialaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.

F. Kurikulum dan pengajaran yang didasarkan pada strategi pembelajaran kontekstual harus disusun untuk mendorong lima bentuk pembelajaran penting: Mengaitkan, Mengalami, Menerapkan, Kerjasama, dan Mentransfer.

MENGAITKAN: Belajar dalam konteks pengalaman hidup, atau mengaitkan. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru. Kurikulum yang berupaya untuk menempatkan pembelajaran dalam konteks pengalaman hidup harus bisa membuat siswa memperhatian kejadian sehari-hari yang mereka lihat, peristiwa yang terjadi di sekitar, atau kondisi-kondisi tertentu, lalu mengubungan informasi yang telah mereka peroleh dengan pelajaran kemudian berusaha untuk menemukan pemecahan masalah terhadap permasalahan tersebut.

MENGALAMI: Belajar dalam konteks eksplorasi, mengalami. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan-bahan dan untuk melakukan bentuk-bentuk penelitian aktif.

MENERAPKAN: Menerapkan konsep-konsep dan informasi dalam konteks yang bermanfaat bagi diri siswa. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistik dan relevan.

KERJASAMA: Belajar dalam konteks berbagi, merespons, dan berkomunikasi dengan siswa lain adalah strategi pengajaran utama dalam pengajaran kontekstual. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu siswa mempelajari materi, juga konsisten dengan dunia nyata. Seorang karyawan yang dapat berkomunikasi secara efektif, yang dapat berbagi informasi dengan baik, dan yang dapat bekerja dengan nyaman dalam sebuah tim tentunya sangat dihargai di tempat kerja. Oleh karena itu, sanat penting untuk mendorong siswa mengembangkan keterampilan bekerja sama ini.

MENTRASFER: Belajar dalam konteks pengetahuan yang ada, atau mentransfer, menggunakan dan membangun atas apa yang telah dipelajari siswa. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hafalan.

G. Kelebihan & Kekurangan Contextual Teaching and Learning

Kelebihan

1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.

2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.


3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat dan terus belajar sesuai denagn kompetensi yang mereka miliki, sehingga dapat ikut berperan aktif dalam pembelajaran.

Kelemahan
1.  Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang relatif lama dalam Proses Belajar Mengajar, dan karena kemampuan awal siswa yang berbeda-beda menyebabkan pengetahuan yang diterima oleh siswa pun berbeda-beda dan tidak merata.

2. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kemampuannya kurang.

3. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.

Tidak ada komentar: