Sabtu, 18 Mei 2013

Politik Dan Strategi Nasional


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
           
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka. Bangsa yang merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Sejak peristiwa proklamasi di tahun 1945, terjadi perubahan yang sangat mendasar dari negara Indonesia, terutama tentang kedaulatan dan sistem pemerintahan dan politik. Pada awal masa kemerdekaan, kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya baik. Kondisi indonesia masih tidak stabil. Namun, setelah beberapa tahun berlalu kondisi internal Indonesia sudah mulai teratur dan membaik. Selangkah demi selangkah Indonesia mulai membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya sendiri.

Pada saat terjadi perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, banyak negara yang terpengaruh oleh kedigdayaan kedua negara tersebut. Kedua negara tersebut saling berlomba untuk menunjukkan kepada dunia siapa yang lebih hebat. Mereka saling berlomba dalam segala hal, mereka berlomba untuk mendapatkan simpati dan empati serta bantuan dari negara-negara di dunia. Oleh karenanya banyak negara-negara di dunia yang menjadi pengikut mereka. Pada saat itu dunia di bagi dalam dua kelompok, blok barat dan blok timur. Akan tetapi, bangsa Indonesia tidak terpengaruh oleh keadaan yang terjadi. Indonesia dan beberapa negara lainnya berkoordinasi dan membentuk sebuah kelompok yang tidak memihak salah satu dari kedua blok tersebut, kelompok tersebut dikenal dengan gerakan negara-negara non-blok.

Pada saat itu Indonesia menganut politik bebas aktif yang berarti tidak terikat dengan salah satu kelompok yang ada pada saat itu, dan aktif yang berarti aktif dalam menjaga perdamaian dunia dan mengembangkan kerja sama antar negara-negara di dunia di segala bidang. Selain itu Indonesia juga menetapkan strategi nasional untuk mengembangkan negara dan menjaga keutuhan negara.  Saat ini banyak pemuda Indonesia yang tidak mengerti akan makna politik bebas aktif yang di anut oleh Indonesia, dan tidak sedikit di antara mereka yang salah mengartikan makna politik bebas aktif tersebut.

Oleh karena itu, kiranya kami perlu untuk membahas tentang politik dan strategi bangsa Indonesia. Kami akan coba untuk membahas hal tersebut dalam makalah kami yang kami beri judul “Politik Dan Strategi Nasional”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian politik?
2.      Apakah pengertian strategi?
3.      Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi politik nasional dan strategi nasional?
4.      Apasajakah yang termasuk garis-garis besar Polstranas?
5.      Apakah yang menjadi dasar pemikiran dalam Penyususan Politik dan Strategi Nasional?
6.      Bagaimanakah penyusunan Politik dan Strategi Nasional?

Untuk mendapatkan file lengkapnya LIHAT DISINI.... ^_^

SYSTEM APPROACH



PENDEKATAN SISTEM ( SYSTEM APPROACH )

Suatu proses yang dengan kebutuhan diidentifikasi, problem dipilih, syarat –syarat pemecahan problem diindentifikasi, pemecahan dipilih dari beberapa alternaltif, metode dan alat dicari dan diterapkan, hasil dievaluasi, dan revisi yang diperlukan terhadap seluruh bagian dari sistem tersebut dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga kebutuhan tersebut dapat tercapai.

Definisi system

System adalah merupakan jumlah keseluruhan dari bagian–bagiannya yang saling bekerja bersama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhan yang telah ditentukan. Setiap “system” pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari komponen–komponen adalah diarahkan untuk menuju tercapainya tujuan tersebut.  Contoh : pemerintah, sekolah, pendidikan.

Unsur –unsur suatu system
1.   input (masukan) misalnya: sumber, biaya, personal.
2.   output (keluaran) misalnya: hasil, produk, atau keuntungan.

Sifat –sifat suatu system
a.   terbuka vs tertutup
terbuka berarti menerima informasi dari luar, tertutup berarti tidak menerima informasi dari luar.

b.   sederhana vs kompleks
1.   sederhana :
a.   secara relative hanya terdiri atas beberapa komponen, misalnya :amuba, sel-sel tubuh.
b.   hasil atauu produknya mungkin sederhana, misalnya sama untuk sepanjang  (hasil cetakan bata).

2.   komplek (rumit):
a.   terdiri banyak komponen yang saling berinterakasi misalnya pabrik televisi.
b.   keseluruhannya (totalitasnya) lebih dari sekedar jumlah dari bagian –bagian.
c.   bagian –bagiannya tidak bisa dipahami kalau berdiri terpisah satu sama lain.
d.   bagian –bagiannya saling berhubungan dan saling bergantung satu sama lain.
c.               hidup vs tak hidup, sistem yang hidup misalnya: sel manusia, tanaman.  Sedangkan system yang mati, misalnya: tata surya, computer.
d.   susunan vertical (hierarchy), suatu system selalu berkaitan erat (menjadi atau terjadi) dengan system yang lain. Susunan hierarki terjadi bila system pada tingkat sederhana.

A. Pengertian system dan pendekatan system

1.   Sistem ialah komposisi (susunan yang serasi) dari fungsi komponennya.
2.   Sistem ialah rangkaian komponen yang saling berkaitan dan berfungsi ke arah tercapainya tujuan sistem yang telah ditetap¬kan lebih dahulu (Warijan, dkk., 1984: 1)
3.   Sistem ialah pengkoordinasian (pengorganisasian) seluruh komponen serta kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu.

Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisikal (misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisis dan sistem biotis; sistem sosial pada umumnya dan khususnya sistem pendidikan bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistemnya (rentan terhadap pengaruh luar), misalnya: sistem sekolah mudah dipengaruhi oleh situasi masyarakatnya (supra sistemnya). Karakter sistem pendidikan yang bersifat terbuka ini menuntut konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang kritis (dalam mawas diri) dan kreatif (dalam mencari alternatif pengembangan yang positif) secara berkesinambungan.

CIRI-CIRI YANG TERKANDUNG DALAM SISTEM ATAU PENDEKATAN SISTEM, Adalah:

1.      Adanya tujuan:  
               Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem telah ditentu¬kan lebih dahulu, dan itu menjadi tolok ukur pemilihan kompo¬nen serta kegiatan dalam proses kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam suatu sistem meng¬arah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem ialah pusat orientasi dalam suatu sistem.

2.   Adanya komponen sistem (selain tujuan):
                  Jika suatu sistem itu ialah sebuah mesin, maka setiap bagian (onderdil) ialah komponen dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya dengan pengajaran di sekolah sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik manusia maupun non manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terjadi di dalamnya ialah merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-komponen sistem.

3.   Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatuan kerja sistem:
               Tubuh badan kita merupakan suatu sistem, setiap organ (bagian) dalam tubuh tersebut mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhannya (semua fungsi komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita dan kehidupan kita sebagai manusia berjalan secara sihat dan semestinya.
                  Pengajaran di sekolah merupakan suatu sis¬tem, maka setiap komponen yang mempunyai fungsi tertentu itu mesti menyumbang secara sepantasnya dalam rangka mencapai tujuan dan semua fungsi tersebut perlu dikoordinasikan secara bersepadu agar proses pengajaran berlangsung secara efektif dan efisien.Misalnya: fungsi komponen yang berstatus guru ialah pem¬bimbing belajar pelajar (pendorong motivasi belajar pelajar, peng¬arah, pengatur (organisator) situasi belajar pelajar, sebagai nara sumber (fasilitator), bertindak sebagai penyebar kebijakan, penilai hasil belajar pelajar, dsb.); jika guru cakap menjalankan fungsinya maka akan sangat membantu kelancaran serta keberhasilan belajar pelajar, dan sebaliknya.

4.   Adanya interaksi antar komponen:
               Antar sub-sistem atau komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan. Sebagai contoh: seseorang itu barulah menjadi nyata sebagai pensyarah atau guru jika ada pelajar yang bersedia untuk dididiknya; pelajar yang responsif, kritis, dan koordinatif banyak membantu guru dalam mengem¬bangkan kariernya.

5.   Adanya transformasi dan sekaligus umpan balik:
                  Setiap sub-sistem atau komponen mempunyai fungsi dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan fungsi sistem. Dalam sistem pengajaran yang berinti pada interaksi personal, peran dari komponen-komponen (selain guru dan pelajar) ialah untuk meningkatkan nilai inter¬aksi personal tersebut demi keberhasilan belajar pelajar. Transformasi yang terjadi dalam interaksi guru-pelajar secara lebih teknis merupakan transaksi pesan-pesan (pemahaman, pengintegrasian, pengembangan diri).

B. Pengertian pendekatan system
                  Menurut Hayanto,” pendekatan sistem adalah merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yan saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhan tertentu.” Dari berbagai pengertian yang didefinisikan oleh beberapa pakar pendidikan dapat di ambil kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

C.  Aplikasi pendekatan system dalam pengajaran

Pendekatan sistem pengajaran PAI
  Dalam undang-undang SISDIKNAS No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepaa tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat ,berilmu, cakap, kreatif, mandiri ,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Menurut tafsir (2002), bagi umat islam dan khususnya dalam pendidikan islam, kompetensi iman dan taqwa serta memiliki akhlak mulia tersebut sudah lama disadari kepentinganya, dan sudah diimplementasikan dalam lembaga pendidikan islam. dalam pandanngan islam, peran kekholifahan manusia dapat direalisasikan melalui tiga hal yaitu:

1.   Landasan yang kuat berupa iman dan takwa
2.   Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
3.   Akhlak mulia

Dari beberapa pendapat diatas, maka pendekatan sistem pengajaran PAI adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi , saling berfungsi secara kooperatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan generasi-generasi yang berwawasan luas beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang mulia .

D. Manfaat pendekatan sistem dalam pengajaran

Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan sistem memiliki beberapa manfaat, diantaranya: pertama, melalui pendekatan sistem ,arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas .Kedua, pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis. Ketiga, pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumberdaya yng tersedia Keempat, pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik.

E. Komponen sistem pengajaran

Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem maka didalamnya harus memilki komponen-komponen yang berproses hingga tujuan pembelajaran secara optimal. Terdapat beberapa komponen sistem pengajaran yakni:
1. siswa
2. tujuan
3. kondisi
4. sumber-sumber belajar
5. hasil belajar

E. Aplikasi pendekatan sistem pembelajaran PAI
Gagne dan Atwi Suparman mengatakan bahwa sistem pengajaran adalah suatu peristiwa yang mempengaruhi siswa seingga terjadi proses belajar. Menurut Oemar Hamalik, terdapat tiga ciri khas dalam sistem pengajaran yaitu:
a.    Rencana,penataan intensional orang, material dan prosedur yang merupakan unsure sistem pengajaran sesuai dengan rencana khusus
b.    Saling ketergantungan ,
c.    Tujuan Aplikasi pendekatan sistem pembelajara PAI terdiri tiga bagian, memiliki ciri-ciri adanya perencanaan, saling ketergantungan dan tujuan yang hendak dicapai.

Dalam perencanaan itu terdapat beberapa komponen yang saling mempengaruhi, dan bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga dalam pendekatan sistem pembelajaran PAI, semua komponen memiliki makna dalam pencapaian sebuah tujuan. Arinya, pencapaian tujuan itu akan terhambat manakala ada beberapa komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.


JIKA INGIN FILE NYA DENGAN  FORMAT PDF, DOWNLOAD DISINI....

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF PADA MASA PERTENGAHAN DAN AKHIR ANAK-ANAK



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
                 
                  Dalam menjalani setiap kehidupannya, yang dimulai sejak masih dalam rahim ibu hingga dewasa dan akhirnya kembali kepada sang Khalik, manusia terus mengalami perkembangan. Perkembangan itu dapat berupa perkembangan fisik, kognitif dan perkembangan emosional. Akan tetapi masih banyak sebagian orang yang belum mengetahui tentang bagaimana perkembangan kehidupan manusia.

                  Oleh karena itu, kami akan mencoba untuk membahas sedikit tentang perkembangan kehidupan manusia. Akan tetapi dalam kesempatan ini, kami hanya akan membahas tentang perkembangan fisik dan kognitif yang dialami manusia (seorang anak)  pada “Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak.”

B.  Rumusan Masalah

1.      Apakah perkembangan fisik yang dialami seorang anak pada masa pertengahan dan akhir anak-anak?
2.      Apakah perkembangan kognitif yang dialami seorang anak pada masa pertengahan dan akhir anak-anak?

Untuk mendapatkan file lengkapnya, silahkan lihat di HALAMAN INI... ^_^

FUNGSI ICON-ICON KOMPUTER

No.
Gambar
Nama Icon
Keyboard
Fungsi
1.

Print
Ctr+P
Mencetak dokument ke printer dengan pilihan normal.

2.

*
Save
Ctrl+S
Menyimpan dokument ke hard disk, disket, USB flashdisk, atau media lain.

3.
Insert Hiperlink

Menyisipkan Hyperlink.

Untuk mendapatkan file lengkapnya lihat DISINI yaaaa....

Senin, 13 Mei 2013

PENDIDIKAN ISLAM INFORMAL

PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA

1. Pendidikan keluarga pada pandangan islam?
2.  Upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak?

3. Kiat-kiat praktis mendidik anak sesuai dengan fisik dan psikis anak-anak?


Jawaban:

PENDIDIKAN KELUARGA PADA PANDANGAN ISLAM

Keluarga adalah pihak pertama yang menjadi contoh atau teladan bagi seorang anak. Di dalam lingkungan keluarga, orang tua lah yang memiliki peran terpenting dalam membangun pendidikan bagi anak-anaknya. Pendidikan bagi anak di lingkungan keluarga tergantung pada apa yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, diharapkan orang tua selalu memperhatikan dan mengawasi segala sesuatu yang dilakukan oleh anak-anak mereka, baik itu dalam pergaulannya di sekolah, di lingkungan masyarakat ataupun di lingkungan keluarga itu sendiri. Sebab, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan anak merasa kesepian dan cendrung lebih mudah masuk dalam pergaulan yang bebas.

Dalam pandangan islam, pendidikan keluarga adalah pendidikan yang ditanamkan oleh kedua oarng tua untuk dapat mengarahkan anak-anaknya pada kehidupan dan tingakah laku yang berakhlakul karimah (berkelakuan baik). Karena pada fitrahnya seorang anak yang baru lahir itu adalah seperti kertas putih yang kosong, dan orang tuanyalah yang bertanggung jawab akan kehidupannya kedepan, apakah kertas putih itu akan dinodai dengan noda-noda hitam (dosa) atau akan tetap menjaganya agar tetap putih. Sebagaimana sabda Rasul SAW: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi. (HR. Bukhari).”

Dalam keluarga, pendidikan yang harus ditanamkan pertama kali bagi anak-anak adalah pendidikan tentang tauhid (mengeasakan allah SWT), sebagaimana nasehat Luqman kepada anaknya dalam QS. Luqman : 13, berikut:

øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã   

Artinya:  “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Dengan berdasarkan pada nasehat Luqman kepada anaknya inilah kita dapat mengerti dan memahami bahwa menanamkan nilai-nilai tauhid kepada anak adalah hal yang paling utama dalam mendidik anak, sebab kita manusia ini memiliki segumapal daging (hati) yang apabila hati ini baik maka akan baikalah segala perbuatan manusia, namun sebaliknya apabila hati ini buruk atau rusak maka buruklah segala perbuatan manusia. Misalnya saja, jika seorang yang berilmu pengetahuan tetapi tidak memiliki iman menjadi seorang pemimpin atau orang yang dipercaya dalam masyarakat, biasanya mereka cendrung tidak menjaga amanahnya dan tidak dapat berlaku adil. Oleh sebab itu, sebelum para orang tua mengajarakan pendidikan yang lain kepada anaknya terlebih dahulu harus menanamkan nilai-nilai ketauhidan.

Selain menanamkan nilai-nilai ketauhidan kepada anak-anaknya, masih banyak lagi pendidikan yang harus diberikan oleh para orang tua, diantaranya:
1.   Megajarkan kepada anak untuk senatiasa membaca Al-Qur’an, solat dan berpuasa
2.   Menanamkan kepada anak untuk selalu bersikap jujur
3.   Mengajarkan anak untuk saling bekerja sama dan nasehat-menasehati
4.  Mengajarkan kepada anak anak untuk selalu patuh dan menghargai kedua orang tuanya, menghargai orang yang lebih tua, menghargai yang lebih muada dan menghargai diri sendiri
5. Menanamkan jiwa pemimpin kepada anak, dan mengajarakan mereka untuk selalu berusaha dalam mencapai apa yang mereka cita-citakan tanpa berputus asa.

              Sebenarnya masih sangat banyak pendidikan yang harus diajarakan oleh para orang tua kepada anak-anaknya, tetapi saya hanya memaparkannya sedikit. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para orang tua Muslim dalam mendidik anak-anaknya, yaitu:
1.   Orang tua perlu memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan anak dan tujuannya.
2.   Banyak menggali informasi tentang pendidikan anak.
3.   Memahami kiat mendidik anak secara praktis. Dengan demikian setiap gejala dalam tahap-tahap pertumbuhan anak dapat ditanggapi dengan cepat.
4.   Sebelum mentransfer ilai, kedua orang tua harus melaksanakan lebih dulu dalam kehidupan sehari-hari. Karena di usia kecil, anak-anak cerdas cenderung meniru dan merekam segala perbuatan orang terdekat.
5.   Bersegera mengajarkan dan memotivasi anak untuk menghafal Al-Quran. Kegunaannya di samping sejak dini mengenalkan Yang Maha Kuasa pada anak, juga untuk mendasari jiwa dan akalnya sebelum mengenal pengetahuan yang lain.
6.   Menjaga lingkungan si anak, harus menciptakan lingkungan yang sesuai dengan ajaran yang diberikan pada anak.

UPAYA YANG DILAKUKAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK

Pendidikan bagi anak bukan dimulai setelah ia dilahirkan, akan tetapi untuk mewujudkan cita-cita semua orang tua, yaitu memiliki anak-anak yang sholeh dan sholehah, maka pendidikan bagi anak telah dimulai sejak di dalam kandungan, bahkan sejak kedua orang tua kita akan berjima Allah SWT., telah memerintahkan untuk kedua pasangan suami-istri membaca doa terlebih dahulu, agar kelak anak yang dilahirkan tidak diganggu oleh saytan.

Setelah anak dilahirkan di dunia upaya-upaya yang dilakukan orang tua untuk mendidik anak-anaknya semakin besar, dimulai dengan mengazankan di telinga anak. Abu Rafi’ Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan: “Aku melihat Rasulullah memperdengarkan adzan pada telinga Hasan bin Ali ketika dilahirkan Fatimah” ( Hadits riwayat Abu Dawud dan At Tirmidzi).  Hikmahnya, agar adzan yang berisi pengagungan Allah dan dua kalimat syahadat itu merupakan suara yang pertama kali masuk ke telinga bayi. Juga sebagai perisai bagi anak, karena adzan berpengaruh untuk mengusir dan menjauhkan syaitan dari bayi yang baru lahir, yang ia senantiasa berupaya untuk mengganggu dan mencelakakannya. Dengan memperkenalkan dua kalimat syahadat kepada bayi, diharapkan kelak sang bayi dapat menjadi anak yang sholeh dan sholehah’ serta selalu berada di jalan islam sejak ia mulai terlahir di dunia hingga ia meninggal dunia. Sebagaimana QS. Al-Baqarah: 132 berikut:

4Óœ»urur !$pkÍ5 ÞO¿Ïdºtö/Î) ÏmÏ^t/ Ü>qà)÷ètƒur ¢ÓÍ_t6»tƒ ¨bÎ) ©!$# 4s"sÜô¹$# ãNä3s9 tûïÏe$!$# Ÿxsù £`è?qßJs? žwÎ) OçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡B ÇÊÌËÈ 

Artinya: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): ''Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.'' (QS Al Baqarah: 132).

Saat anak mulai meranjak dewasa, orang tua harus lebih memperhatikan segala sesuatu yang dilkukan oleh anaknya, karena semakin meranjak dewasa biasanya anak cendrung mengikuti apa yang dihendakinya atau keegoisan dirinya daripada mendengarkan nasehat kedua orang tuanya. Untuk dapat mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka para orang tua melakukan banyak upaya dalam mendidik anaknya, dimulai dengan menanamkan ketauhidan kepada anaknya, mengajarkan membaca dan memahami isi Al-qur’an, sehingga dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari.

Selain upaya yang dilakukan orang tua dalam lingkungan keluarganya sendiri, upaya lain yang dilakukan adalah menyekolahkan anak-anaknya pada jenjang pendidikan-pendidikan tertentu, dimulai dari PAUD, TK, MI/SD, MTS/SMP, MAN/SMA, hingga ke Perguruan Tinggi. Tetapi, tetap memperhatikan pergaulan anak-anaknya di dalam lingkungan sepermainananya agar anak terhindar dari pergaulan yang kurang baik dan cendrung bebas serta tak ber-etika.

KIAT PRAKTIS MENDIDIK ANAK SESUAI DENGAN FISIK DAN PSIKIS

Menanamkan pendidikan kepada anak adalah hal yang penting dan harus dilakukan orang tua, sebagaiman telah dijelaskan  sebelumnya. Akan tetapi, tentunya ada perbedaan mengenai cara mendidik anak yang masih kecil dengan anak yang sudah mulai meranjak dewasa (fisik), karena semakin dewasa seorang anak maka kemampuan, daya tangkap, dan kondisi kejiwaannya pun berbeda-beda (psikis). Oleh karena itu saya akan mencoba untuk memberikan beberapa kiat untuk mendidik anak sesuai dengan kondisi fisik dan fsikisnya.

Dalam mendidik anak yang masih bayi hingga balita (pra-sekolah), tentunya orang tua harus dengan lemah lembut, penuh kasih sayang, jangan dengan kekerasan baik secara mental ataupun fisik, karena pada masa ini daya ingat anak msih kuat, dan apabila saat ia masih kecil sudah sering dimarahi, dipaksa dan dipukul, dapat menyebabkan trauma pada jiwa anak tersebut, sehingga mereka menjdi anak-anak yang keras dan tidak patuh. Mendidik anak pada masa pra-sekolah juga dapat dilakukan dengan memberikan hadiah dan hukuman yang disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikisnya, tetapi jangan dibiasakan agar anak tidak tumbuh menjadi anak yang manja.

Ketika anak mulai memasuki usia sekolah (6 tahun pertama), kiat-kiat yang harus dilakukan para orang tua adalah:
1.   Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua orang tua, terutama ibuSebagaiamana QS. Al Balad: 17, berikut ini:
¢OèO tb%x. z`ÏB tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÏpuHxqöuKø9$$Î/ ÇÊÐÈ

Artinya: “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” (QS Al Balad: 17).

Ini perlu sekali, agar anak belajar mencintai orang lain. Jika anak tidak merasakan cinta kasih ini, maka akan tumbuh mencintai dirinya sendiri saja dan membenci orang disekitanya.

2.   Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya. Kedisiplinan akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk mengontrol tuntutan dan kebutuhannya pada masa mendatang.

3.   Hendaklah kedua orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya. Hal ini diperlukan karena pada masa ini anak mulai belajar dengan mencontoh apa yang dilakukan orang-orang disekitarnya, terutama kedua orang tuanya.

4.   Anak dibiasakan dengan etika umum yang harus dilakukan dalam pergaulannya. Contoh: Dibiasakan mengambil, memberi, makan dan minum dengan tangan kanan.

Peranan keluarga sangat besar dalam membina akhlak remaja dan mengantarkan kearah kematangan dan kedewasaan, sehingga remaja dapat mengendalikan dirinya, menyelesaikan persoalannya dan menghadapi tantangan hidupnya. Untuk membina akhlak tersebut, maka orang tua perlu menerapkan disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Disiplin yang ditanamkan orang tua merupakan modal dasar yang penting bagi remaja untuk menghadapi berbagai macam pesoalan pada masa remaja. Kiat-kiat bagi orang tua dalam mendidik anak usia remaja adalah:
1.   Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT., dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana yang diperintahkan dalam ajaran agama Islam.
2.   Mengingatkan anak untuk selalu bersikap sabar dan saling menasehati dalam kebaiakan, sebagaimana QS. Al ’Ashr: 3, berikut:
žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ

Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

3.  Meningkatkan interaksi melalui komunikasi dua arah. Orang tua dalam hal ini dituntut untuk dapat berperan sebagai motivator dalam mengembangkan kondisi-kondisi yang positif yang dimiliki remaja sehingga perilaku atau akhlak remaja tidak menyimpang dari norma-norma baik norma agama, norma hukum maupun norma kesusilaan.
4.   Meningkatkan disiplin dalam berbagai bidang kehidupan. Orang tua dalam melaksanakan seluruh fungsi keluarganya baik fungsi agama, fungsi pendidikan, fungsi keamanan, fungsi ekonomi maupun fungsi sosial harus dilandasi dengan penanaman disiplin yang terkendali agar dapat mengendalikan akhlak atau perilaku remaja.